Home DaerahKota SamarindaAir Tiba-Tiba Mati, Warga Antasari Banjiri Instagram Perumdam Tirta Kencana

Air Tiba-Tiba Mati, Warga Antasari Banjiri Instagram Perumdam Tirta Kencana

by Redaksi
0 comments

Samarinda, VivaNusantara – Kematian air mendadak di sejumlah wilayah Kota Samarinda kembali memantik keluhan publik. Kali ini, gangguan aliran air terjadi di kawasan Antasari dan sekitarnya akibat kebocoran pipa ACP berdiameter 400 milimeter milik Perumdam Tirta Kencana.

Informasi resmi mengenai gangguan ini disampaikan melalui akun Instagram @perumdamtirtakencana, lengkap dengan foto kondisi pipa dan estimasi perbaikan selama 1×24 jam. Namun, unggahan itu justru menuai lebih dari seribu komentar warganet, sebagian besar berisi keluhan dan pertanyaan atas seringnya air mati tanpa pemberitahuan yang jelas. Seorang pengguna akun @tetty_mlanip05 mengaku tagihan airnya melonjak tajam meski suplai kerap terputus.

“15 tahun saya tinggal di Juanda, baru tahun ini sering mati air. Tiba-tiba tagihan melonjak 100 persen, ada apa ini?” tulisnya.

Keluhan serupa datang dari akun @elinaflora yang menilai gangguan air sudah menjadi rutinitas mingguan. “Kalau bukan dikuras, pasti bocor. Kita bayar air gak murah loh,” tulisnya.

Menanggapi hal itu, Humas Perumdam Tirta Kencana, Taufik, menjelaskan bahwa kebocoran pipa bukanlah kondisi yang dapat diprediksi sebelumnya. Berbeda dengan pengurasan terjadwal yang selalu diumumkan dua hingga tiga hari sebelumnya.

“Kalau pipa pecah, itu di luar kuasa kami. Ibarat kebakaran, baru bisa ditangani setelah terjadi. Begitu pipa pecah, baru kami bisa informasikan melalui media dan kanal resmi,” terangnya, kepada pewarta media VivaNusantara.id, Rabu (29/10/2025).

Dirinya menjelaskan pipa besar di jalur Antasari rawan bocor karena tekanan berat dari kendaraan kontainer dan truk bertonase tinggi yang melintas setiap hari. Getaran dan beban berlebih disebutnya sebagai penyebab utama keretakan pipa bawah tanah.

“Pipa kami berada di bawah jalan besar. Saat truk besar melintas, tekanan di atasnya bisa menyebabkan pergeseran dan akhirnya pipa pecah,” jelasnya.

Meski demikian, Perumdam Tirta Kencana memastikan tim distribusi langsung bergerak melakukan perbaikan agar suplai air segera pulih. Proses normalisasi tekanan diperkirakan memakan waktu 24 hingga 48 jam setelah perbaikan rampung.

“Kami harus melakukan washout atau pembersihan pipa terlebih dahulu untuk membuang lumpur dan endapan. Jadi wajar kalau setelah itu air sempat agak keruh. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini,” ujar Taufik.

Ia juga menegaskan bahwa tidak ada kompensasi finansial bagi pelanggan terdampak. Namun pihaknya siap menyalurkan bantuan air bersih bagi fasilitas vital seperti rumah ibadah dan sekolah yang benar-benar kekurangan pasokan.

“Kalau ada wilayah yang kritis air, bisa langsung hubungi call center kami. Tim akan kirim tangki air bersih,” tambahnya.

Menyoal peremajaan jaringan pipa, Taufik mengakui bahwa upaya tersebut dilakukan bertahap karena membutuhkan anggaran besar. Namun, pihaknya terus memetakan titik-titik pipa tua dan rawan kebocoran untuk diganti secara prioritas.

“Kami tahu peta jaringan tua di Samarinda dan akan kami ganti bertahap sesuai kemampuan anggaran,” pungkasnya.

Penulis: Ellysa
Editor: Lisa

You may also like