Home DaerahKota SamarindaVaksinasi Belum Merata, Dinkes Kaltim Tegaskan: Jangan Percaya Hoaks!

Vaksinasi Belum Merata, Dinkes Kaltim Tegaskan: Jangan Percaya Hoaks!

by Redaksi
0 comments

Samarinda, VivaNusantara — Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) terus berupaya memperluas cakupan vaksinasi di seluruh kabupaten dan kota. Meski kerap dihadapkan sejumlah tantangan, mulai dari penolakan sebagian kecil masyarakat hingga hambatan distribusi ke wilayah terjauh.

Ketua Tim Kerja Imunisasi Dinkes Kaltim, Erwin Nusyahram Danie, mengatakan bahwa sebagian kecil masyarakat masih menolak vaksinasi karena kesenjangan informasi dan maraknya berita hoaks yang beredar, terutama sejak masa pandemi Covid-19.

“Masih ada masyarakat yang menyatakan anti-vaksin, tapi hanya sebagian kecil. Kelemahannya ada di penyampaian informasi dan edukasi tentang pentingnya imunisasi,” ujarnya, Rabu (29/10/2025).

Untuk mengatasi hal tersebut, Dinkes Kaltim gencar melakukan promosi kesehatan melalui Dinas Kesehatan kabupaten/kota. Upaya ini dilakukan agar masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan ilmiah terkait vaksinasi serta manfaatnya bagi kesehatan.

Erwin menjelaskan, saat ini pemerintah memberikan sekitar 13 jenis vaksin untuk anak usia 0 tahun hingga balita. Beberapa vaksin bahkan telah digabungkan dalam satu dosis agar lebih efisien dan mengurangi kekhawatiran orang tua terhadap frekuensi suntikan.

“Sekarang ada vaksin kombinasi, misalnya Hexa Palen. Ada juga vaksin HPV yang terbaru untuk pencegahan kanker serviks, diberikan kepada anak perempuan usia 12 tahun atau kelas 6 SD dan kelas 9 SMP,” jelasnya.

Erwin menambahkan, tahun mendatang vaksin HPV juga akan diberikan kepada anak laki-laki, karena mereka berpotensi menjadi pembawa virus penyebab kanker serviks. Namun, pelaksanaan program tersebut masih menunggu arahan dari pemerintah pusat mengingat keterbatasan stok vaksin.

Dinkes Kaltim juga terus melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan vaksinasi di 10 kabupaten/kota. Menurut Erwin, tiga daerah dengan cakupan vaksinasi terbesar adalah Samarinda, Balikpapan, dan Kutai Kartanegara, sementara daerah dengan cakupan terkecil adalah Mahakam Ulu.

“Hambatan terbesar di daerah adalah pelaporan data dan distribusi logistik vaksin. Kabupaten yang jauh seperti Mahakam Ulu memerlukan waktu hingga dua hari untuk pengiriman, sementara sinyal dan cuaca juga memengaruhi sistem pelaporan,” ungkapnya.

Meski demikian, ia memastikan bahwa selama beberapa tahun terakhir tidak ada kendala serius dalam pendistribusian vaksin, hanya perlu penyesuaian dengan efisiensi anggaran yang tersedia.

Erwin pun mengimbau masyarakat untuk tidak takut menerima vaksinasi dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang menyesatkan.

“Anak-anak memiliki hak untuk hidup sehat. Tugas kita bersama memberikan perlindungan melalui imunisasi agar mereka memiliki kekebalan yang baik dan terhindar dari penyakit berbahaya di masa depan,” tuntasnya.

Penulis: Ain
Editor: Lisa

You may also like